sebelum cahaya

a simple story that i encountered in Stadion Maguwoharjo last 27 november 2010.

Kami turun dari tingkat 3 stadion maguwoharjo ke tingkat 2 menggunakan jalan yang biasa dilalui pembawa kereta. Berpapasan dengan seorang nenek akhir 80-an, berkulit cerah dan berbadan kecil, dengan tipikal kebaya labuh lama, kain batik jawa dan anak tudung yang sering diguna mbah-mbah andai keluar beraktivitas di luar. kami tersenyum padanya. Di tangannya kelihatan baldi separuh penuh berisi air. Dia mengucapkan salam pada kami dengan muka berseri dan senyum penuh:

"Assalamualaikum," kata mbah tadi.

"Waalaikumsalam, mbah, biar kami bantu angkat airnya. Mbah duduknya di lantai berapa?," kataku.

"Oh, ga usah. Gapapa. Terima kasih sekali,"kata mbah.

Dia mengucapkan terima kasih dengan penuh perhargaan, seakan-akan kami sudah memberikan bantuan yang sangat besar , padahal kami tidak melakukan apa-apa pun. Mata kuyu yang dimamah usia itu, bersinar bagai bintang paling terang di ufuk timur.

Mbah di kampung udah biasa kok bawa air kayak gini," kata mbah lagi.

Dia menambah," semoga anak-anak diberkati Allah, pelajarannya bagus, (aku tidak dapat menangkap secara jelas butir bicara seterusnya, tetapi dengan kata-kata setenang dan doa semulus itu, aku jadi terdiam, terpaku di situ).

Mbah itu berada di posisi yang kurang nyaman, dia berstatus pengungsi di stadion itu, tetapi dia dengan ketinggian budi dan kejernihan hatinya mendoakan kami yang pada pandangan manusia biasa,serba ada, sungguh-sungguh membuat aku sebak.

Terus aku memeluk mbah tadi, dan dia menepuk-nepuk belakangku. Terasa seperti memeluk opah sendiri. Dalam hati aku berdoa, supaya Allah memberikan kami kekuatan dan ketabahan sepertinya. Kami bilang padanya supaya berhati-hati setelah dia berkeras tidak mahu kami membantu, dan dia terus-terus mengucapkan terima kasih.

p/s: Apabila kita berpeluang bertemu dengan orang-orang yang lebih kekurangan berbanding kita, tetapi dia lebih bersyukur dengan apa yang dia punya, kita akan tahu betapa kerdilnya diri kita berbanding mereka.

1 Response